Jangan uyah asem pitik |
#KULINER #BANYUWANGI
Banyuwangi – Banyuwangi selain dikenal dengan keberagaman adat istiadat, tradisi, dan pariwisatanya. Kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini juga dikenal dengan keanekaragaman kulinernya, salah satunya jangan uyah asem pitik.
Jangan uyah asem pitik ini, mungkin tidak sepopuler sego tempong, ataupun rujak soto yang sudah booming sebagai kuliner khas Banyuwangi, tapi jika dibandingkan dengan kuliner-kuliner lainnya, rasa khas kuliner yang satu ini tidak kalah menariknya. Jangan uyah asem pitik ini merupakan masakan kuno warga Banyuwangi yang masih dilestarikan hingga sekarang. Menunya terdiri dari pitik atau ayam kampung yang disajikan dalam kuah, yang sudah diracik dengan bumbu tertentu, Kata “jangan” sendiri berarti kuah, jadi menu jangan uyah asem pitik ini, identik dengan kuahnya yang banyak.
Untuk bumbunya cukup sederhana, yaitu cabe rawit, cabe merah, ranti (tomat sayur/tomat biasa juga bisa), gula dan garam yang kemudian dihaluskan, sehingga rasa asam, manis dan gurih pun tersaji rapi dalam rasanya. Sementara untuk menambah rasa asam, yang menjadi ciri khas menu ini, bisa ditambahkankan buah blimbing wuluh atau daun wadung secukupnya, jangan uyah asam pitikpun sudah siap dinikmati.
Erni, salah seorang penjual jangan uyah asem pitik di jalan raya Glagah, Dusun Jambean, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, menjelaskan untuk cara memasaknya ayam kampung direbus terlebih dahulu supaya empuk, kemudian bumbu siap di masukkan, ayam yang digunakan memang tidak harus ayam kampung, ayam horen juga bisa. Namun, ayam kampung lebih disukai karena rasanya lebih gurih dan tekstur dagingnya lebih keket (kencang) atau tidak lembek
“Cara memasaknya gampang, daging yang sudah dipotong direbus hingga empuk, kemudian bumbunya dimasukkan dan diaduk hingga rata, untuk menambah rasa gurih daging yang digunakan lebih baik daging ayam kampung,” terangnya, Kamis (12/02/15).
Erni menambahkan, menu jangan uyah asem pitik ini sangat pas jika disantap dengan nasi yang masih panas, sambal dan kerupuk. Rasanya yang asam, gurih dan pedas akan menjadikan suatu perpaduan rasa yang khas.
“Jangan uyah asem ini cocok sekali jika disandingkan dengan nasi yang maih panas, sambel, dan kerupuk,” tambahnya.
Untuk mendapatkan menu ini terbilang lebih sulit jika dibanding rujak soto atau sego tempong, anda bisa menemukan salah satunya di warung miliki Bu Erni ini. Harganya relatif terjangkau yaitu sekitar 8 hingga sepuluh ribu rupiah per porsi. [rif/but]
Sumber: beritajatim.com