Om sedekahnya om..

Seorang anak sedang
menunggu pemberian pengunjung
di pusat ATM Cibitung,
Selasa(28/4/2015).(TriHandoko/JOJ)
#KopiPagi
" Om sedekahnya om.. Om sedekahnya om.."

Tubuhnya kecil, dekil, bajunya agak lusuh, berjilbab, tanpa beralas kaki alias nyeker. Umurnya sekira 7 tahun, selevel SD kelas 2 lah. Mondar mandir.. Dari satu warteg ke restoran lainnya. Dari satu toko ke warung lainnya. Berjalan menyusuri jalanan Jarakosta, Cibitung, Cikarang Barat, Bekasi.


Ngalor ngidul sambil membawa plastik bekas kemasan snack. Berharap belas kasihan insan perantau. Berharap receh sukur2 kertas dari sekian manusia. Ditengah gemerlapnya kota. Berjuang melawan kerasnya hidup.

'Bekerja' dari pagi sampe malem. Menjelajah jarak 1 Km-an. Dari selatan ke utara balik lagi ke selatan. Masuk ke warung2.  Sedangkan ibunya 'stand by' di depan Indomaret. Ada juga yang stand by di depan Berkah Futsal(yg pernah ke Cibitung pasti tahu) sambil menggendong anaknya yg masih balita.

Apa mereka anak2 ini tak sekolah? Apa mereka ini tak berhak atas pendidikan layak? Apa mereka ini tak berhak atas Kewajiban negara menjamin kehidupan yg layak?

Entahlah, tiada yg tahu. Memang keadaan, terpaksa atau sengaja? Lepas dari itu semua, orang pasti tahu, yg mereka inginkan hanya 'Makan'.

Nah lain ladang lain belalang. Lain Dalang lain cerita. Kalo yg bertugas di area kos-kosan atau padat kontrakan modusnya lain lagi. Beberapa diantaranya, kebanyakan cew ya sekira umur anak SMP. Pake jilbab bawa map seperti proposal nama yayasan. Mbuh itu yayasan yatim ataupun lainnya.

Begitu ada pintu kontrakan terbuka 2 cm pasti didatangi. Sumbangannya pak.. Sumbangannya om.. Tapi ya itu, hanya kontrakan perantau yang didatangi. Tidak berlaku untuk rumah penduduk lokal.

Jadi beda versi tapi sama, intinya meminta-minta. Entah bener itu sumbangan mengatasnamakan yayasan atau sekedar pekerjaan sampingan? ^_^

Waloupun, memang ada yg secara sengaja dan terstruktur. Menjadikan kegiatan minta-minta alias mengemis sebagai pekerjaan tetap. Bahkan penghasilannya lebih besar dari PNS. Bahkan lebih hebat dari pejabat. Bahkan lebih makmur dari Insinyur.

Kelompok semacam ini lah yg dilaknat. Mengapa? Mari kite ingat Sabda Nabi SAW:
" Siapa saja yang Mampu, tapi ia meminta-minta. Maka sama saja baginya memasukan Bara Api ke mulutnya. . . "

Apa dosa? Dosa!
Dalam Islam yg dimaksud Mampu alias Kaya yaitu mereka yg Sehari semalam bisa makan tanpa kelaparan. Mereka ini sudah termasuk orang kaya, bukan miskin lagi.

Tapi dijaman sekarang, pejabat DPR, gajinya 60 Juta per bulan juga masih MISKIN. Mereka ini bermental KERE. Orang kaya tapi hatinya MISKIN. Buktinya, bisa anda hitung berapa jumlah anggota DPR yg dicekel KPK karena Korupsi, suap dan sejenisnya? Termasuk gayus.

Jadi, dalam Islam, Kaya yg sebenarnya itu di HATI. Bukan di lahirnya, bukan yg tampak misal punya mobil mewah, rumah magrong2, bojo ayu dan lainnya.

Paham cak?

Hehehe tapi ada juga kemaren pas tahun baru bro. Yg ini beda lo, sambil ketok2 pintu. Orangnya bapak2 agak tinggi besar. Sudah dipanggil mas.. Mas.. Tidak sy buka itu pintu kontrakan.

Eh nekat diketok2 lgi sambil ngomel2: " Mas buka mas! Iuran Siskamling, dikira orang minta2 yo?  "

:D Ealah pak tiwas gak tak buka hehe... ^_^

Cibitung, Selasa 28 April 2015

Subscribe to receive free email updates: