Memang ketiganya sama2 petinggi, sama2 punya pengaruh, walopun citra SBY kini mulai turun. Namun JKW & DI sama2 naik berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei. Sejumlah parpol pun kini mulai berebut 2 madu ini, entah siapa yg akan menang akhirnya di 2014 ini.
Menilik kebelakang sempat ada sedikit wacana dr ketiga figur ini, namun tetap saling berkaitan. Sebut saja mengenai kemacetan yang terjadi di Jakarta. SBY dengan tegas mengatakan bahwa itu wewenang PEMDA DKI sebab sudah dianggarkan, itu diucapkan kala pertemuan dgn sejumlah Pemimpin negara2 ASEAN. Sedikit malu, terdesak atau apalah, sampai Pemerintah Pusat menegur PEMDA.
Sementara itu, JKW sbg Gubernur DKI Jakarta menjawab dengan bijak, bahwa ini juga wewenang Pusat sebab ikut menyukseskan mobil murah, sudah semestinya urusan ini harus dipikul kedua pihak. Harus ada sinergi antara Pemerintah Pusat dan Pemda DKI Jakarta.
Lain lagi dengan Dahlan Iskan, Menteri BUMN ini punya wacana yang juga ada kaitannya dengan mobil murah. Ketika sang Menteri punya riset dengan mobil listriknya, sedikit masalah timbul berupa kebijakan mobil murah. Ini disebut-sebut sebagai faktor penghalang, majunya mobil listrik.
Namun bersama para Mahasiswa dan insan yang selalu maju untuk mengembangkan mobil listrik, hal itu tidak terlalu menghambat demi tujuan pengurangan Emisi, bukan untuk selamatkan Indonesia saja tapi juga selamatkan Bumi, seperti kampanye yang sampai saat ini terus diperjuangkan. Tampak sudah dari ketiga figur ini, ketidakkompakan atas kebijakan yang diambil.
Nah, kita beralih dengan Pemilu & Pilpres 2014
Nah, kita beralih dengan Pemilu & Pilpres 2014
Yang jelas SBY tidak mungkin bisa maju lagi untuk nyapres. Skenario capres sudah dipersiapkan melalui konvensi Partai Demokrat. Hasilnya wacana tentang duet pasangan GITA WIRJAWAN-DAHLAN ISKAN sudah beredar. Yang menurut Permadi dari Partai Gerindra, itu tidak ada yang pantas sebab Gita Wirjawan sosok yang disebut-sebut belum terkenal. Terserahlah apa kata dia.
Sementara itu JKW, Gubernur DKI kini yang digadang-gadang bakal nyapres tahun depan, masih sibuk dengan PR-nya. Mengurus DKI yang kian me-rapi dengan setumpuk pekerjaan yang terus bertambah masih dalam proses penyelesaian. Beberapa pengamat politik mengatakan, lebih baik JKW memperbaiki Jakarta dulu hingga 1 periode, barulah layak nyapres.
Namun, apalah daya JKW diusung Parpol yang menghendaki Nyapres, sedangkan Warga DKI masih ingin Jokowi tetap untuk DKI.
Inilah realita yang ada, rakyat kini sudah mulai paham, jika dua figur ini, JKW & DI adalah sosok yang menjadi idaman, Merakyat dan Kerja Nyata. Yang bila disatukan bisa menjadi Super Power.
Namun, jika menilik JKW yang diusung PDIP, dan DI yang diusung Demokrat, rasa-rasanya tidak mungkin 2 figur ini bersatu. Itulah politik, kaya akan warna, rakyat sebagai kekuatan dituntut pandai, tepat dan benar. Semoga ada jalan untuk kedua sosok ini bersatu, seperti dambaan rakyat saat ini.
(red-@Handocoe_HanCel)