Menantang Maut di Ujung Rel

Laka KRL vs Truk Pertamina di Bintaro
Baru pagi kemarin Kereta vs Truk terjadi lagi. Banyak pihak saling bertanya salah siapa brow? Jangan salahkan siapa-siapa. Salahkan kita semua karena ndak ada kesabaran, ndak ada kesadaran. Terutama dari pengguna jalan itu sendiri. Sudah alarm bunyi tanda kereta akan lewat masih diterobos pula.

Kejadian ini saya lihat sendiri di Tanjung Priok arah Kota Tua. Siang itu saya naik angkot setelah pulang dari Sunter. Saat sampai dekat pintu palang KA. Angkot berhenti sebentar ngetem kalau ada yang mau yang mau naik.

Sambil nunggu itu terdengar suara alarm pertanda kereta akan lewat. Sebuah truk besar[peti kemas] justru buru-buru menerobos palang KA yang mulai turun.

Seperti itulah keadaan kita. Kalau kejadian di Bintaro kemarin mungkin juga seperti itu kronologinya. Nekat melawan maut. Ya Alhamdulillah kereta kita ndak secepat kereta Jepang. Masih ada waktu buat menerobos. Juga waktu untuk palang turun memang pelan-pelan. Sebab kalau dipercepat bisa melukai orang.

Nah itu sekelumit kejadian yang saya lihat sendiri. Beda dengan peristiwa di Palang KA Walikukun. Byasalah namanya juga orang desa ya. Ngantri nunggu kereta lewat itu pada gak sabar. 

Terutama yang bersepeda motor sampai-sampai berhenti di lajur lawan arah. Itu kedua-2 nya baik yang dari arah utara atau selatan sama saja. Akibatnya ketika palang dibuka pada berebut semumpel ra karu-karuan. Bahkan tak jarang ada yang terjatuh.

Yang muda ndak mau kalah. Lepas dari palang KA itu gas di puter sampek pol. Sebab memang itu jalur lurus dari palang KA sampai depan POM Bensin Walikukun.

Jadi memang punya nyowo serep kali ya'? HAHA motor bagus itu yang bisa membawa selamat mas, bukan yang bisa terbang sendiri setelah 150 Km/jam. Kaya pesawat wae. Terutama itu yang masih muda sik suwi tuk urip jangan diperpendek. Kasihan tuk sekolah gak berguna kalau ternyata cuma bernapas sebentar.
(red-@Handocoe_HanCel)

Subscribe to receive free email updates: