MERDEKA itu.. ? ? ?

SELO, Mobil Listrik Indonesia generasi kedua
setelah Tuxuci. Dibangun oleh Putra Padang, Ricky Elson.
(Sumber: Fb Ricky Elson)
Akademisi kembali menyoroti arti Merdeka dimasa kini. Sebenarnya curcol seh. Curhat colongan... ^_^


70 tahun Indonesia Merdeka benar-benar bebas. Pemuda masa kini bebas memilih jalannya sendiri. Yg pengen belajar setinggi-tingginya silahkan.

Bahkan didukung Pemerintah melalui APBN. Digelontor Trilyunan untuk menyekolahkan anak bangsa ke luar negeri. Melalui banyak program beasiswa. Yg harapannya setelah lulus bisa mengabdi kembali ke negerinya.

Sayang seribu sayang. Sayang dituker uang. Bukan soal Nasionalisme bukan soal berapa banyak gaji.

Tapi hingga pertengahan 2015 ini akademisi masih dihantui teror Pemerintah.

Teror apa telor? Teror: Wong Pinter Jangan hidup di Indonesia!

Banyak orang Tua mampu menyekolahkan anaknya ke luar negeri dan berpesan: Sudah, tak perlu kau balik ke Indonesia. Buat apa?

Buat apa? Sekali lagi untuk apa kau balik ke negerimu? Mengabdi?

Jangan hanya alasan mengabdi kau habiskan Prestasimu di jeruji besi!

Untuk apa sekolah sampe S3, Universitasnya terkenal sampe Internasional tapi ujungnya?

Wong pinter hanya pantas di Penjara!

Masih hangat telinga kita soal tangisan pak Habibie tentang Pesawat terbangnya.

Masih hangat telinga kita soal Dasep Ahmadi. Pembuat mobil listrik dipidanakan. Apa jadinya?

Pemimpin bangsa ini tak ubahnya kaum kaum terjajah. Terjajah oleh imingan segepok rupiah.

Bukan cuma soal mobil listrik. Tapi juga soal lainnya. Negara besar negara maju terkenal karena mereka menghargai Mahal para pemudanya yg mau bergerak maju. Mau meneliti dan menemukan pembaharuan.

Tapi Indonesia? Di negeri sendiri tak dihargai. Akhirnya diadopsi luar negeri. Sangat dihargai dimana mereka tinggal. Penemuannya juga dipatenkan.

Hingga telinga kita mendengar: Penemu teknologi maju ini adalah Putra Indonesia!

Lalu dengannya Pemerintah sok peduli. Berusaha untuk menarik pulang tenaga ahlinya ke Indonesia. Dengan satu alasan: NASIONALISME..

Nasionalisme? Gombal amoh po? >_<

Balik ke Indonesia. Mengembangkan teknologi masa depan. Bukan dihargai tapi diganjar Jeruji Besi.

Satu contoh diatas soal mobil listrik. Seluruh negara maju di dunia berlomba meneliti, membuat prototype mobil listrik sebagai kendaraan masa depan.

Utamanya, karena mobil konvensional bahan bakar fosil akan langka punah dimakan waktu.

Indonesia kalah jauh jika ingin membangun mobil Fosil. Kalah jauh dan jauh tertinggal.

Tapi jika mobil Listrik, jangan ditanya. Ilmuwan Indonesia, dan tenaga ahlinya dijamin sudah mampu mengembangkannya. Sudah mampu. Dan sudah sangat ahli.

Sayang ditukar uang. Pemimpin negeri ini gila uang. Ijin mobil listrik dipersulit. Tenaga ahlinya dipidanakan. Dikasuskan dengan berbagai alasan.

Yg kita tahu pada akhirnya: Jika mobil listrik Indonesia berjaya. Hanguslah mobil luar!

Pasti itu!

Sekali lagi 70 tahun Indonesia Merdeka, bisa apa kita?

Hanya setitik harapan. Semoga putra bangsa yg mereka telah ahli dibidangnya. Bisa memimpin Indonesia tanpa kompromi. Yg mereka bisa apresiasi terhadap karya anak bangsa.

Yg mereka bisa bekerja bukan hanya dengan Slogan: Kerja tapi cuma wacana. Tapi benar-benar aksi nyata.

Agar tidak meniru pendahulunya: Jurus nyemplung GOT..

Salam dari #NegeriDagelan


Subscribe to receive free email updates: